Senin, 28 Februari 2011

DOLANANE WONG JOWO


Layangan

Permainnan ini terbuat dari kertas tipis dan bambu dengan ukuran sebesar lidi untuk dibuat kerangka yang berbentuk macam-macam sesuai keinginan si pembuat. Bentuk pelaksanaan permainannya

bersifat hiburan, rekreatif, dan kompetitif.


Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dengan tidak mengenal batas usia dan tidak pandang kaya atau miskin.


Permainan Yoyo



Sebuah benda yang terbuat dari kayu dibentuk menyerupai roda berbelah dan berporos di bagian dalam, untuk memainkan alat tersebut dengan bantuan tali yang pada kedua ujungnya disatukan pada kalep dari bahan kulit yang dikaitkan pada poros tersebut. Bentuk permainannya bersifat hiburan dan dimainkan secara tunggal, dan biasanya dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia antara 7 - 15 tahun<
.
Permainan Beklen (Bekel)
Permainnan bekel ini  merupakan adu ketangkasan antara 2 atau 4 orang anak perempuan yang berumur 7-12 tahun, alat yang dipergunakan adalah bola bekel dari karet berdiameter 3cm dan kulit kerang atau kewuk/kuningan yang berjumlah 10 buah
Permainan ini dilakukan oleh perempuan baik anak-anak maupun dewasa, pemain berjumlah 2 orang, alat yang digunakan dari kayu berbentuk sperti perahu dengan panjang 80cm dan lebar 15 cm, dan tinggi 10 cm, pada kedua ujungnya terdapat lubang yang disebut indung atau induk.
diantara ke2 induk terdapat lubang kecil beriameter 5 cm dan setiap deret berjumlah 7 lubang, lubang tsb diisi dengan biji-bijian sebagai alat bermain. 

Permainan Encrak
Permainan ini dilakukan oleh dua hingga empat orang anak wanita dengan menggunakan kerikil atau biji-bijian, dari kerikil tsb. diambil salah satu buah sebagai kokojo, permainan dilakukan dengan cara membalikkan telapak tangan yang mewadahi kerikil, sehingga tertumpah, dan diupayakan tertahan oleh punggung  tangan kemudian kokojo tsb dilempar keatas dan ditangkap kembali, pada saat kokojo ada diudara kerikil yang berserakan diambil satu persatu atau lebih, pergantian pemain dilakukan apabila kerikil tsb tidak dapat di tangkap.
Permainan Dhakonan
Dhakon atau congklak biasanya dimainkan oleh anak perempuan berjumlah 2 orang, alat ini terbuat dari kayu menyerupai perahu dikedua ujungnya bermotif naga dalam posisi lebih tinggi, alat ini mempunyai cekungan besar di kedua ujung , dan cekungan kecil  berjumlah ganjil 7 atau 9 buah berjajar sepanjang badan perahu.

Permainan Kerang
Permainan ini dilakukan diatas lantai rumah yang dilakukan  oleh anak perempuan berusia 8 - 14 tahun dengan jumlah pemain 2-5 orang atau lebih  yang dilakukan sendiri atau kelompok. Permainan menggunakan kulit kerang berjumlah 12 atau 18 asal dalam jumlah kelipatan enam dan menggunakan bola kasti.

Permainan Batu Lele
Permainan ini merupakan bentuk  adu ketangkasan dan hiburan bagi anak-anak. Peralatan yang digunakan adalah 2buah tongkat yang terbuat dari rotan atau kayu bulat dengan panjang perbandingan 1:3 tongkat yang pendek disebut anak sedang yang panjang disebut induk. Cara bermainnya yaitu dengan menggali lubang pada tanah dengan posisi miring sekitar 25 derajat, kemudian memukul ujung anak tongkat tsb sampai terangkat keatas yang kemudian disusul dengan pukulan berikutnya. 

Permainan Manuk kurung
Manuk kurung berarti ayam kurungan. Permainan ini dilakukan anak laki-laki dan bersifat hiburan. Ketentuan bermain dengan membentuk kelompok atau regu yang masing-masing regu akan menunjuk satu ketua yang disebut pakembar, kemudian setiap regu bersembunyi untuk memilih pemain yang berperan sebagai ayam, setelah terpilih kemudian dikurung dengan sarung, selanjutnya kedua ketua membawanya kearena untuk  saling mengelabuhi sesama ayam dalam kurungan tersebut.

Permainan Nsya Asya/Tok Asya'
Istilah Nsya artinya menggelinding lingkaran rotan, Asya  artinya tali rotan dan lingkarannya, sedangkan Tok  Asya artinya melempar atau menikam  lingkaran dengan tombak kayu/nibung. Jadi istilah nsya asya/tok asya berarti menggulingkan atau melarikan roda dari arah lawan yang satu ke arah yang lainnya sambil melempar atau menikam.
Permainan ini merupakan permainan tradisional yang bersifat rekreasi dan dilakukan oleh anak-anak  kaum pria saja. dan biasanya diikuti oleh 2 sampai dengan 20 orang (berimbang). 


Permainan Ketekhan
Ketekhan berasal dari bahas Lampung yang artinya kitiran.
Permainan ini digolongkan pada permainan rekreatif dan kompetitif, permainan ini dilakukan oleh anak-anak dengan jumlah pemain 2 atau lebih, permainan ini terbuat dari karet yang dilubangi  dari atas sampai bawah kemudian dilengkapi dengan baling-baling, serta benang sehingga dengan menarik benang tersebut baling-baling dapat berputar.
Permainan Pulu-pulu
Pulu-pulu dalam bahasa Sangihe Talaud artinya hulu atau penghulu, berarti bermain pulu-pulu sama dengan bermain penghulu- penghuluan. permainan ini dilakukan oleh kaum pria pada waktu petang atau malam hari ditepi laut atau halaman yang luas sebagai latihan ketangkasan fisik dan juga ketahanan mental. Alat yang diperguanakan adalah tempurung sebagai sepatu diikat dengan tali ijuk dan dipegang kedua tangan. jenis perlombaannya yaitu dengan cara lari menggunakan sepatu dari tempurung tersebut sampai garis finish

Permainan No Maca (permainan macan)
Permainan ini mempunyai hubungan dengan peristiwa kedudukan, karena hanya dapat dimainkan  pada malam ke 1, 3, 7 dan 40 di rumah duka, pemain tidak terbatas asalkan berpasangan setiap satu pasang terdiri 2 orang yang saling berhadapan. alat yang dipergunakan adalah papan nomaca (tempat bermain) biji-bijian, 16 buah ukuran kecil dan 16 buah ukuran sedang yang berlainan warna, untuk dpasang kedalam papan yang sudah diberi garis-garis sebelumnya.
Pemain yang terlebih dahulu biji buahnya habis dalam arena maka dinyatakan kalah.

Permainan Bedil bambu
Permainan tradisional ini hampir ada diseluruh daerah yang berada di indonesia hanya saja namanya tentu berbeda-beda, permainan ini terbuat dari bambu dengan panjang 1-3 meter, pada semua bagian ruas dilubangi  selain pada bagian pangkal yang hanya dilubangi atasnya selebar ibu jari, selanjutnya dimasukkan kain yang disertai dengan minyak tanah.
Permainan ini biasanya dilakukan pada malam hari terutama pada bulan puasa dan menjelang hari raya indul fitri.
Permainan Petak umpet
Permainan tradisional ini hampir ada diseluruh daerah yang berada di indonesia hanya saja namanya tentu berbeda-beda, pemain biasanya berjumlah genap 6 atau 8 orang. Dalam permainan ini biasanya dilakukan pada malam hari agar pada waktu bersembunyi tidak terlihat oleh si penjaga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar